File tentang langkah-langkah setting hotspot pada mikrotik dapat anda download di
http://www.ziddu.com/download/7401821/settinghotspotpadamikrotik.doc.html
Selasa, 17 November 2009
SETTING HOTSPOT PADA MIKROTIK
Diposting oleh cr9 Notes di 01.04 0 komentar
Senin, 19 Oktober 2009
Fitur switch di SMC Tigerswitch 6724AL2
Fitur-Fiturnya adalah :
1. 24 10baseT/100base TX Port.
Maksudnya adalah Switch SMC TigerSwitch 6724AL2 memiliki fitur port yang dapat dipilih kecepatannya, yaitu 10Mbps dan 100 Mbps sebanyak 24 port.
2. Optional 1000Base-x or 1oo base-Fx modules
3. 8,8 Gbps of aggregate bandwidth
Maksudnya adalah Jumlah keseluruhan bandwidth dari suatu kanal yang membawa aliran bit yang telah multikompleks sebesar 8,8 Gbps.
4. Non Blocking Switching Architectur
Pada Switch Architecture, setiap komponen terhubung dengan Switch tepatnya Cross-Bar Switch (sering disebut SAN in a box), dan dengan arsitektur ini nggak terjadi blocking. HDS menggunakan arsitektur ini.
5. Spanning Tree Protocol
Spanning Tree Protocol disingkat menjadi STP, Merupakan bagian dari standard IEEE 802.1 untuk kontrol media akses. Berfungsi sebagai protocol untuk pengaturan koneksi dengan menggunakan algoritma spanning tree.
Tanpa spanning tree pun sebenarnya memungkinkan koneksi antara dua host melewati beberapa jalur sekaligus namun dapat juga membuat looping yang tidak pernah akan selesai di dalam jaringan anda. Yang pasti akan menghabiskan kapasitas jalur yang ada hanya untuk melewatkan packet data yang sama secara berulang dan berlipat ganda.
6. Up to four port trunks.
7. Radius dan TACACS + Autentication
RADIUS merupakan protokol sekuriti yang bekerja menggunakan sistem client/server terdistribusi yang banyak digunakan bersama AAA untuk mengamankan jaringan dari pengguna yang tidak berhak. Di dalam sistem RADIUS, perangkat akses server seperti router dan NAS bertindak sebagai RADIUS client, sedangkan sebuah server sekuriti bertindak sebagai RADIUS server. Di dalam server ini, semua data pengguna beserta informasi client-client-nya ditampung.
Terminal Access Controller Access Control System (TACACS) merupakan salah satu protokol sekuriti yang cukup banyak digunakan di masyarakat. Seiring dengan perkembangannya, protokol ini lebih populer setelah dilakukan beberapa modifikasi oleh vendor perangkat jaringan Cisco Systems. Istilah populernya kini adalah TACACS+ yang telah diklaim sebagai protokol proprietary milik perangkat jaringan bermerk Cisco dan hanya digunakan di dalam perangkat bermerk tersebut. TACACS+ merupakan pengembangan dari protokol aslinya, yaitu TACACS dan TACACS extended yang merupakan protokol open source. TACACS+ biasanya digunakan bersamaan dengan AAA untuk membuat sistem sentralisasi validasi bagi pengguna yang ingin mendapatkan akses ke sebuah router atau ke network access server. Servis TACACS+ ini disimpan di dalam database pada program TACACS+ daemon yang bisa berjalan di atas sistem operasi UNIX, Windows NT, maupun Windows 2000. TACACS+ biasanya menyediakan fasilitas Authentication, Authorization, dan Accounting secara terpisah dan modular. Sehingga penggunanya dapat lebih fleksibel mengonfigurasi keperluannya. Protokol TACACS+ berkomunikasi dengan menggunakan protokol komunikasi TCP yang terkenal lebih terpercaya kinerjanya dalam menghantarkan informasi.
8. Rate Limiting for bandwidth management.
Memiliki fitur untuk mengkontol bandwidth dan membagi bandwidth.
9. Qos support for four level priority
10. Full support for VLAN with GVRP
VLAN adalah subgrup logis dari Local Area Network (LAN) yang dibuat melalui perangkat lunak, bukan dengan menentukan solusi perangkat keras. VLAN menggabungkan stasiun pengguna dan perangkat jaringan ke dalam area tunggal tanpa memperhatikan segmen LAN fisik di mana stasiun pengguna dan perangkat jaringan tersambung. VLAN membantu lalu lintas jaringan mengalir lebih efisien di dalam subgrup. VLAN yang diatur melalui perangkat lunak mengurangi jumlah waktu yang dibutuhkan untuk perubahan jaringan. VLAN tidak memiliki jumlah minimum port, dan dapat dibuat per perangkat atau kombinasi koneksi logis lainnya, karena VLAN berbasis perangkat lunak dan tidak ditentukan oleh atribut fisik. Fungsi VLAN pada Layer 2. Karena VLAN mengisolasi lalu lintas dalam VLAN, router pengoperasi dari router Layer 3 diperlukan untuk menciptakan aliran lalu lintas di antara VALN. Router Layer 3 akan mengidentifikasi segmen dan berkoordinasi dengan VLAN. VLAN merupakan area broadcast dan multicast. Lalu lintas broadcast dan multicast hanya dikirimkan dalam VLAN di mana terjadi lalu lintas. Fungsi penandaan (tagging) VLAN menyediakan metode pengiriman informasi VLAN di antara grup VLAN. Fungsi penandaan ini melampirkan tanda ke header paket. Tanda VLAN mengindikasikan paket tersebut dimiliki oleh VLAN yang mana. Tanda VLAN dilampirkan ke paket oleh end station atau perangkat jaringan. Tag VLAN juga berisi informasi prioritas jaringan VLAN.
11. IP Multicasting with IGMP Snooping
Diposting oleh cr9 Notes di 19.16 0 komentar
Senin, 31 Agustus 2009
Presentasi Penghitungan Cepat IP Adress
Tugas Presentasi Penghitungan IP Adress http://www.ziddu.com/download/6290687/PenghitunganIPAdress.rar.html
Diposting oleh cr9 Notes di 00.55 0 komentar
Minggu, 09 Agustus 2009
Tutorial Membuat Web Server pada Windows Server 2000
Membuat Web Server pada Windows Server 2000,,
http://www.ziddu.com/download/5978450/MembuatWebServer.rar.html
Diposting oleh cr9 Notes di 21.06 0 komentar
Kamis, 16 Juli 2009
Striker Barcelona Lionel Messi mengatakan Cristiano Ronaldo merupakan rekan bermain paling ideal baginya.
Berbicara kepada Shortlist, pemain asal Argentina tidak menampik kemungkinan mencari kesempatan untuk mewujudkan keinginannya.
"Saya selalu beruntung karena memiliki pemain berkualitas di sisi saya sepanjang karir,"
"Kini saya ingin sekali bermain bersama Ronaldo," lanjutnya lagi.
Namun Messi sadar bukan dia yang menentukan apakah keinginannya akan terwujud. Segalanya sangat tergantung pada kekuatan yang lebih besar lanjut Messi.
Diposting oleh cr9 Notes di 06.54 0 komentar
7 Layer osi
Model referensi OSI (Open System Interconnection) menggambarkan bagaimana informasi dari suatu software aplikasi di sebuah komputer berpindah melewati sebuah media jaringan ke suatu software aplikasi di komputer lain. Model referensi OSI secara konseptual terbagi ke dalam 7 lapisan dimana masing-masing lapisan memiliki fungsi jaringan yang spesifik. Model ini diciptakan berdasarkan sebuah proposal yang dibuat oleh the International Standards Organization (ISO) sebagai langkah awal menuju standarisasi protokol internasional yang digunakan pada berbagai layer . Model ini disebut ISO OSI (Open System Interconnection) Reference Model karena model ini ditujukan bagi pengkoneksian open system. Open System dapat diartikan sebagai suatu sistem yang terbuka untuk berkomunikasi dengan sistem-sistem lainnya. Untuk ringkas-nya, kita akan menyebut model tersebut sebagai model OSI.
Model OSI memiliki tujuh layer. Prinsip-prinsip yang digunakan bagi ketujuh layer tersebut adalah :
1. Sebuah layer harus dibuat bila diperlukan tingkat abstraksi yang berbeda.
2. Setiap layer harus memiliki fungsi-fungsi tertentu.
3. Fungsi setiap layer harus dipilih dengan teliti sesuai dengan ketentuan standar protocol internasional.
4. Batas-batas layer diusahakan agar meminimalkan aliran informasi yang melewati interface.
5. Jumlah layer harus cukup banyak, sehingga fungsi-fungsi yang berbeda tidak perlu disatukan dalam satu layer diluar keperluannya. Akan tetapi jumlah layer juga harus diusahakan sesedikit mungkin sehingga arsitektur jaringan tidak menjadi sulit dipakai.
Di bawah ini kita membahas setiap layer pada model OSI secara berurutan, dimulai dari layer terbawah. Perlu dicatat bahwa model OSI itu sendiri bukanlah merupakan arsitektur jaringan, karena model ini tidak menjelaskan secara pasti layanan dan protokolnya untuk digunakan pada setiap layernya. Model OSI hanya menjelaskan tentang apa yang harus dikerjakan oleh sebuah layer. Akan tetapi ISO juga telah membuat standard untuk semua layer, walaupun standard-standard ini bukan merupakan model referensi itu sendiri. Setiap layer telah dinyatakan sebagai standard internasional yang terpisah.
2.1 Karakteristik Lapisan OSI
Ke tujuh lapisan dari model referensi OSI dapat dibagi ke dalam dua kategori, yaitu lapisan atas dan lapisan bawah.
Lapisan atas dari model OSI berurusan dengan persoalan aplikasi dan pada umumnya diimplementasi hanya pada software. Lapisan tertinggi (lapisan applikasi) adalah lapisan penutup sebelum ke pengguna (user), keduanya, pengguna dan lapisan aplikasi saling berinteraksi proses dengan software aplikasi yang berisi sebuah komponen komunikasi. Istilah lapisan atas kadang-kadang digunakan untuk menunjuk ke beberapa lapisan atas dari lapisan lapisan yang lain di model OSI.
Lapisan bawah dari model OSI mengendalikan persoalan transport data. Lapisan fisik dan lapisan data link diimplementasikan ke dalam hardware dan software. Lapisan-lapisan bawah yang lain pada umumnya hanya diimplementasikan dalam software. Lapisan terbawah, yaitu lapisan fisik adalah lapisan penutup bagi media jaringan fisik (misalnya jaringan kabel), dan sebagai penanggung jawab bagi penempatan informasi pada media jaringan. Tabel berikut ini menampilkan pemisahan kedua lapisan tersebut pada lapisan-lapisan model OSI.
Application | Application | Lapisan Atas |
Tabel 2.1 Pemisahan Lapisan atas dan Lapisan bawah pada model OSI
2.2 Protokol
Model OSI menyediakan secara konseptual kerangka kerja untuk komunikasi antar komputer, tetapi model ini bukan merupakan metoda komunikasi. Sebenarnya komunikasi dapat terjadi karena menggunakan protokol komunikasi. Di dalam konteks jaringan data, sebuah protokol adalah suatu aturan formal dan kesepakatan yang menentukan bagaimana komputer bertukar informasi melewati sebuah media jaringan. Sebuah protokol mengimplementasikan salah satu atau lebih dari lapisan-lapisan OSI. Sebuah variasi yang lebar dari adanya protokol komunikasi, tetapi semua memelihara pada salah satu aliran group: protokol LAN, protokol WAN, protokol jaringan, dan protokol routing. Protokol LAN beroperasi pada lapisan fisik dan data link dari model OSI dan mendefinisikan komunikasi di atas macam-macam media LAN. Protokol WAN beroperasi pada ketiga lapisan terbawah dari model OSI dan mendefinisikan komunikasi di atas macam-macam WAN. Protokol routing adalah protokol lapisan jaringan yang bertanggung jawab untuk menentukan jalan dan pengaturan lalu lintas. Akhirnya protokol jaringan adalah berbagai protokol dari lapisan teratas yang ada dalam sederetan protokol.
2.3 Lapisan-lapisan Model OSI
2.3.1 Physical Layer
Physical Layer berfungsi dalam pengiriman raw bit ke channel komunikasi. Masalah desain yang harus diperhatikan disini adalah memastikan bahwa bila satu sisi mengirim data 1 bit, data tersebut harus diterima oleh sisi lainnya sebagai 1 bit pula, dan bukan 0 bit. Pertanyaan yang timbul dalam hal ini adalah : berapa volt yang perlu digunakan untuk menyatakan nilai 1? dan berapa volt pula yang diperlukan untuk angka 0?. Diperlukan berapa mikrosekon suatu bit akan habis? Apakah transmisi dapat diproses secara simultan pada kedua arahnya? Berapa jumlah pin yang dimiliki jaringan dan apa kegunaan masing-masing pin? Secara umum masalah-masalah desain yang ditemukan di sini berhubungan secara mekanik, elektrik dan interface prosedural, dan media fisik yang berada di bawah physical layer.
2.3.2 Data Link Layer
Tugas utama data link layer adalah sebagai fasilitas transmisi raw data dan mentransformasi data tersebut ke saluran yang bebas dari kesalahan transmisi. Sebelum diteruskan kenetwork layer, data link layer melaksanakan tugas ini dengan memungkinkan pengirim memecag-mecah data input menjadi sejumlah data frame (biasanya berjumlah ratusan atau ribuan byte). Kemudian data link layer mentransmisikan frame tersebut secara berurutan, dan memproses acknowledgement frame yang dikirim kembali oleh penerima. Karena physical layer menerima dan mengirim aliran bit tanpa mengindahkan arti atau arsitektur frame, maka tergantung pada data link layer-lah untuk membuat dan mengenali batas-batas frame itu. Hal ini bisa dilakukan dengan cara membubuhkan bit khusus ke awal dan akhir frame. Bila secara insidental pola-pola bit ini bisa ditemui pada data, maka diperlukan perhatian khusus untuk menyakinkan bahwa pola tersebut tidak secara salah dianggap sebagai batas-batas frame.
Terjadinya noise pada saluran dapat merusak frame. Dalam hal ini, perangkat lunak data link layer pada mesin sumber dapat mengirim kembali frame yang rusak tersebut. Akan tetapi transmisi frame sama secara berulang-ulang bisa menimbulkan duplikasi frame. Frame duplikat perlu dikirim apabila acknowledgement frame dari penerima yang dikembalikan ke pengirim telah hilang. Tergantung pada layer inilah untuk mengatasi masalah-masalah yang disebabkan rusaknya, hilangnya dan duplikasi frame. Data link layer menyediakan beberapa kelas layanan bagi network layer. Kelas layanan ini dapat dibedakan dalam hal kualitas dan harganya.
Masalah-masalah lainnya yang timbul pada data link layer (dan juga sebagian besar layer-layer di atasnya) adalah mengusahakan kelancaran proses pengiriman data dari pengirim yang cepat ke penerima yang lambat. Mekanisme pengaturan lalu-lintas data harus memungkinkan pengirim mengetahui jumlah ruang buffer yang dimiliki penerima pada suatu saat tertentu. Seringkali pengaturan aliran dan penanganan error ini dilakukan secara terintegrasi.
Saluran yang dapat mengirim data pada kedua arahnya juga bisa menimbulkan masalah. Sehingga dengan demikian perlu dijadikan bahan pertimbangan bagi software data link layer. Masalah yang dapat timbul di sini adalah bahwa frame-frame acknoeledgement yang mengalir dari A ke B bersaing saling mendahului dengan aliran dari B ke A. Penyelesaian yang terbaik (piggy backing) telah bisa digunakan; nanti kita akan membahasnya secara mendalam.
Jaringan broadcast memiliki masalah tambahan pada data link layer. Masalah tersebut adalah dalam hal mengontrol akses ke saluran yang dipakai bersama. Untuk mengatasinya dapat digunakan sublayer khusus data link layer, yang disebut medium access sublayer.
Masalah mengenai data link control akan diuraikan lebih detail lagi pada bab tiga.
2.3.3 Network Layer
Network layer berfungsi untuk pengendalian operasi subnet. Masalah desain yang penting adalah bagaimana caranya menentukan route pengiriman paket dari sumber ke tujuannya. Route dapat didasarkan pada table statik yang “dihubungkan ke” network. Route juga dapat ditentukan pada saat awal percakapan misalnya session terminal. Terakhir, route dapat juga sangat dinamik, dapat berbeda bagi setiap paketnya. Oleh karena itu, route pengiriman sebuah paket tergantung beban jaringan saat itu.
Bila pada saat yang sama dalam sebuah subnet terdapat terlalu banyak paket, maka ada kemungkinan paket-paket tersebut tiba pada saat yang bersamaan. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya bottleneck. Pengendalian kemacetan seperti itu juga merupakan tugas network layer.
Karena operator subnet mengharap bayaran yang baik atas tugas pekerjaannya. seringkali terdapat beberapa fungsi accounting yang dibuat pada network layer. Untuk membuat informasi tagihan, setidaknya software mesti menghitung jumlah paket atau karakter atau bit yang dikirimkan oleh setiap pelanggannya. Accounting menjadi lebih rumit, bilamana sebuah paket melintasi batas negara yang memiliki tarip yang berbeda.
Perpindahan paket dari satu jaringan ke jaringan lainnya juga dapat menimbulkan masalah yang tidak sedikit. Cara pengalamatan yang digunakan oleh sebuah jaringan dapat berbeda dengan cara yang dipakai oleh jaringan lainnya. Suatu jaringan mungkin tidak dapat menerima paket sama sekali karena ukuran paket yang terlalu besar. Protokolnyapun bisa berbeda pula, demikian juga dengan yang lainnya. Network layer telah mendapat tugas untuk mengatasi semua masalah seperti ini, sehingga memungkinkan jaringan-jaringan yang berbeda untuk saling terinterkoneksi.
2.3.4 Transport Layer
Fungsi dasar transport layer adalah menerima data dari session layer, memecah data menjadi bagian-bagian yang lebih kecil bila perlu, meneruskan data ke network layer, dan menjamin bahwa semua potongan data tersebut bisa tiba di sisi lainnya dengan benar. Selain itu, semua hal tersebut harus dilaksanakan secara efisien, dan bertujuan dapat melindungi layer-layer bagian atas dari perubahan teknologi hardware yang tidak dapat dihindari.
Dalam keadaan normal, transport layer membuat koneksi jaringan yang berbeda bagi setiap koneksi transport yang diperlukan oleh session layer. Bila koneksi transport memerlukan throughput yang tinggi, maka transport layer dapat membuat koneksi jaringan yang banyak. Transport layer membagi-bagi pengiriman data ke sejumlah jaringan untuk meningkatkan throughput. Di lain pihak, bila pembuatan atau pemeliharaan koneksi jaringan cukup mahal, transport layer dapat menggabungkan beberapa koneksi transport ke koneksi jaringan yang sama. Hal tersebut dilakukan untuk membuat penggabungan ini tidak terlihat oleh session layer.
Transport layer juga menentukan jenis layanan untuk session layer, dan pada gilirannya jenis layanan bagi para pengguna jaringan. Jenis transport layer yang paling populer adalah saluran error-free point to point yang meneruskan pesan atau byte sesuai dengan urutan pengirimannya. Akan tetapi, terdapat pula jenis layanan transport lainnya. Layanan tersebut adalah transport pesan terisolasi yang tidak menjamin urutan pengiriman, dan membroadcast pesan-pesan ke sejumlah tujuan. Jenis layanan ditentukan pada saat koneksi dimulai.
Transport layer merupakan layer end to end sebenarnya, dari sumber ke tujuan. Dengan kata lain, sebuah program pada mesin sumber membawa percakapan dengan program yang sama dengan pada mesin yang dituju. Pada layer-layer bawah, protokol terdapat di antara kedua mesin dan mesin-mesin lain yang berada didekatnya. Protokol tidak terdapat pada mesin sumber terluar atau mesin tujuan terluar, yang mungkin dipisahkan oleh sejumlah router. Perbedaan antara layer 1 sampai 3 yang terjalin, dan layer 4 sampai 7 yang end to end. Hal ini dapat dijelaskan seperti pada gambar 2-1.
Sebagai tambahan bagi penggabungan beberapa aliran pesan ke satu channel, transport layer harus hati-hati dalam menetapkan dan memutuskan koneksi pada jaringan. Proses ini memerlukan mekanisma penamaan, sehingga suatu proses pada sebuah mesin mempunyai cara untuk menerangkan dengan siapa mesin itu ingin bercakap-cakap. Juga harus ada mekanisme untuk mengatur arus informasi, sehingga arus informasi dari host yang cepat tidak membanjiri host yang lambat. Mekanisme seperti itu disebut pengendalian aliran dan memainkan peranan penting pada transport layer (juga pada layer-layer lainnya). Pengendalian aliran antara host dengan host berbeda dengan pengendalian aliran router dengan router. Kita akan mengetahui nanti bahwa prinsip-prinsip yang sama digunakan untuk kedua jenis pengendalian tersebut.
2.3.5 Session Layer
Session layer mengijinkan para pengguna untuk menetapkan session dengan pengguna lainnya. Sebuah session selain memungkinkan transport data biasa, seperti yang dilakukan oleh transport layer, juga menyediakan layanan yang istimewa untuk aplikasi-aplikasi tertentu. Sebuah session digunakan untuk memungkinkan seseorang pengguna log ke remote timesharing system atau untuk memindahkan file dari satu mesin kemesin lainnya.
Sebuah layanan session layer adalah untuk melaksanakan pengendalian dialog. Session dapat memungkinkan lalu lintas bergerak dalam bentuk dua arah pada suatu saat, atau hanya satu arah saja. Jika pada satu saat lalu lintas hanya satu arah saja (analog dengan rel kereta api tunggal), session layer membantu untuk menentukan giliran yang berhak menggunakan saluran pada suatu saat.
Layanan session di atas disebut manajemen token. Untuk sebagian protokol, adalah penting untuk memastikan bahwa kedua pihak yang bersangkutan tidak melakukan operasi pada saat yang sama. Untuk mengatur aktivitas ini, session layer menyediakan token-token yang dapat digilirkan. Hanya pihak yang memegang token yang diijinkan melakukan operasi kritis.
Layanan session lainnya adalah sinkronisasi. Ambil contoh yang dapat terjadi ketika mencoba transfer file yang berdurasi 2 jam dari mesin yang satu ke mesin lainnya dengan kemungkinan mempunyai selang waktu 1 jam antara dua crash yang dapat terjadi. Setelah masing-masing transfer dibatalkan, seluruh transfer mungkin perlu diulangi lagi dari awal, dan mungkin saja mengalami kegagalan lain. Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya masalah ini, session layer dapat menyisipkan tanda tertentu ke aliran data. Karena itu bila terjadi crash, hanya data yang berada sesudah tanda tersebut yang akan ditransfer ulang.
2.3.6 Pressentation Layer
Pressentation layer melakukan fungsi-fungsi tertentu yang diminta untuk menjamin penemuan sebuah penyelesaian umum bagi masalah tertentu. Pressentation Layer tidak mengijinkan pengguna untuk menyelesaikan sendiri suatu masalah. Tidak seperti layer-layer di bawahnya yang hanya melakukan pemindahan bit dari satu tempat ke tempat lainnya, presentation layer memperhatikan syntax dan semantik informasi yang dikirimkan.
Satu contoh layanan pressentation adalah encoding data. Kebanyakan pengguna tidak memindahkan string bit biner yang random. Para pengguna saling bertukar data sperti nama orang, tanggal, jumlah uang, dan tagihan. Item-item tersebut dinyatakan dalam bentuk string karakter, bilangan interger, bilangan floating point, struktur data yang dibentuk dari beberapa item yang lebih sederhana. Terdapat perbedaan antara satu komputer dengan komputer lainnya dalam memberi kode untuk menyatakan string karakter (misalnya, ASCII dan Unicode), integer (misalnya komplemen satu dan komplemen dua), dan sebagainya. Untuk memungkinkan dua buah komputer yang memiliki presentation yang berbeda untuk dapat berkomunikasi, struktur data yang akan dipertukarkan dapat dinyatakan dengan cara abstrak, sesuai dengan encoding standard yang akan digunakan “pada saluran”. Presentation layer mengatur data-struktur abstrak ini dan mengkonversi dari representation yang digunakan pada sebuah komputer menjadi representation standard jaringan, dan sebaliknya.
2.3.7 Application Layer
Application layer terdiri dari bermacam-macam protokol. Misalnya terdapat ratusan jenis terminal yang tidak kompatibel di seluruh dunia. Ambil keadaan dimana editor layar penuh yang diharapkan bekerja pada jaringan dengan bermacam-macam terminal, yang masing-masing memiliki layout layar yang berlainan, mempunyai cara urutan penekanan tombol yang berbeda untuk penyisipan dan penghapusan teks, memindahkan sensor dan sebagainya.
Suatu cara untuk mengatasi masalah seperti di ata, adalah dengan menentukan terminal virtual jaringan abstrak, serhingga editor dan program-program lainnya dapat ditulis agar saling bersesuaian. Untuk menangani setiap jenis terminal, satu bagian software harus ditulis untuk memetakan fungsi terminal virtual jaringan ke terminal sebenarnya. Misalnya, saat editor menggerakkan cursor terminal virtual ke sudut layar kiri, software tersebut harus mengeluarkan urutan perintah yang sesuai untuk mencapai cursor tersebut. Seluruh software terminal virtual berada pada application layer.
Fungsi application layer lainnya adalah pemindahan file. Sistem file yang satu dengan yang lainnya memiliki konvensi penamaan yang berbeda, cara menyatakan baris-baris teks yang berbeda, dan sebagainya. Perpindahan file dari sebuah sistem ke sistem lainnya yang berbeda memerlukan penanganan untuk mengatasi adanya ketidak-kompatibelan ini. Tugas tersebut juga merupakan pekerjaan appication layer, seperti pada surat elektronik, remote job entry, directory lookup, dan berbagai fasilitas bertujuan umum dan fasilitas bertujuan khusus lainnya.
2.4 Transmisi Data Pada Model OSI
Proses pengiriman memiliki data yang akan dikirimkan ke proses penerima. Proses pengirim menyerahkan data ke application layer, yang kemudian menambahkan aplication header, AH (yang mungkin juga kosong), ke ujung depannya dan menyerahkan hasilnya ke presentation layer.
Pressentation layer dapat membentuk data ini dalam berbagai cara dan mungkin saja menambahkan sebuah header di ujung depannya, yang diberikan oleh session layer. Penting untuk diingat bahwa presentation layer tidak menyadari tentang bagian data yang mana yang diberi tanda AH oleh application layer yang merupakan data pengguna yang sebenarnya.
Proses pemberian header ini berulang terus sampai data tersebut mencapai physical layer, dimana data akan ditransmisikan ke mesin lainnya. Pada mesin tersebut, semua header tadi dicopoti satu per satu sampai mencapai proses penerimaan.
Yang menjadi kunci di sini adalah bahwa walaupun transmisi data aktual berbentuk vertikal seperti pada gambar 1-17, setiap layer diprogram seolah-olah sebagai transmisi yang bersangkutan berlangsung secara horizontal. Misalnya, saat transport layer pengiriman mendapatkan pesan dari session layer, maka transport layer akan membubuhkan header transport layer dan mengirimkannya ke transport layer penerima.
pengkabelan pada jaringan komputer
satu sisi dengan sisi yang lain, namun bukan berarti kurva tertutup, bisa jadi
merupakan kurva terbuka (dengan terminator diujungnya). Seiring dengan
perkembangan teknologi, penghubung antar komputer pun mengalami
perubahan serupa. Mulai dari teknologi telegraf yang memanfaatkan
gelombang radio hingga teknologi serat optik dan laser menjadi tumpuan
perkembangan jaringan komputer. Hingga sekarang, teknologi jaringan
computer bisa menggunakan teknologi “kelas” museum (seperti 10BASE2
menggunakan kabel coaxial) hingga menggunakan teknologi “langit” (seperti
laser dan serat optik).
Topology Jaringan Komputer dan Pengkabelan
Sering disetiap pembahasan tentang jaringan komputer perlu dibahas tentang
topology computer network pada bagian awalnya? Tentu jawabnya bisa
bermacam macam, namun pada intinya, jaringan komputer adalah jaringan
kabel, dimana bentuk dan fungsi dari jaringan tersebut menentukan pemilihan
jenis kabel, demikian juga sebaliknya, ketersediaan kabel dan harga menjadi
pertimbangan utama untuk membangun sebuah network (baik home network,
SOHO network ataupun network kelas raksasa seperti MAN –metropolitan
area network).
Sebenarnya ada banyak topologi jaringan komputer, namun yang sering
didengar pada umumnya berkisar pada 3 bentuk (topology) jaringan
komputer, yaituRing Topology
Topologi ini memanfaatkan kurva tertutup, artinya informasi dan data serta
traffic disalurkan sedemikian rupa sehingga masing-masing node. Umumnya
fasilitas ini memanfaatkan fiber optic sebagai sarananya (walaupun ada juga
yang menggunakan twisted pair).
Linear Bus Topology
sumber: http://fcit.coedu.usf.edu/network/chap5/chap5.htm
Topologi linear bus merupakan topologi yang banyak dipergunakan pada
masa penggunaan kabel Coaxial menjamur. Dengan menggunakan T-
Connector (dengan terminator 50ohm pada ujung network), maka komputer
atau perangkat jaringan lainnya bisa dengan mudah dihubungkan satu sama lain. Kesulitan utama dari penggunaan kabel coaxial adalah sulit untuk
mengukur apakah kabel coaxial yang dipergunakan benar-benar matching
atau tidak. Karena kalau tidak sungguh-sungguh diukur secara benar akan
merusak NIC (network interface card) yang dipergunakan dan kinerja jaringan
menjadi terhambat, tidak mencapai kemampuan maksimalnya. Topologi ini
juga sering digunakan pada jaringan dengan basis fiber optic (yang kemudian
digabungkan dengan topologi star untuk menghubungkan dengan client atau
node).
Star Topology
sumber: http://fcit.coedu.usf.edu/network/chap5/chap5.htm
Topologi jaringan ini banyak digunakan di berbagai tempat, karena
kemudahan untuk menambah, mengurangi atau mendeteksi kerusakan
jaringan yang ada. Selain itu, permasalahan panjang kabel yang harus sesuai
(matching) juga tidak menjadi suatu yang penting lagi. Pokoknya asal ada hub
(yang masih beres tentunya) maka bisa terhubunglah beberapa komputer dan
sumber daya jaringan secara mudah. Dengan berbekal crimtool, kabel UTP
(biasanya CAT5) dan connector, seseorang dengan mudah membuat sebuah
sistem jaringan. Tentu ada beberapa kerugian karena panjang kabel (loss
effect) maupun karena hukum konduksi, namun hampir bisa dikatakan semua
itu bisa diabaikan.
Paparan ketiga topologi di atas hanya sebagai sebuah pengantar. Intinya
bahwa sebuah jaringan bisa jadi merupakan kombinasi dari dua atau tiga
topologi di atas. Misalnya saja ada yang menyebut tree topology, dimana sebenarnya topologi ini merupakan gabungan atau kombinasi dari ketiga
topologi yang ada.
Tree Topology
sumber: http://fcit.coedu.usf.edu/network/chap5/chap5.htm
Nampak pada diagram di atas, backbone memanfaatkan linear bus topology,
sedangkan untuk menghubungkan client atau node memanfaatkan star
topology. Jadi bukanlah menjadi suatu hal yang tabu untuk menggabungkan
atau mensinergikan sebuah topologi jaringan dengan topologi jaringan yang
lain.
Jenis Jaringan, Jenis kabel dan Jenis Protocol
yang biasanya digunakanType dan Jenis Kabel
Setiap jenis kabel mempunyai kemampuan dan spesifikasinya yang berbeda,
oleh karena itu dibuatlah pengenalan tipe kabel. Ada dua jenis kabel yang
dikenal secara umum, yaitu twisted pair (UTP unshielded twisted pair dan
STP shielded twisted pair) dan coaxial cable.
Kategori untuk twisted pair yaitu (hingga saat ini, Oktober 2003), yaitu:
Cable Type Fitur
Type CAT1 UTP Analog (biasanya digunakan di
perangkat telephone pada umumnya
dan pada jalur ISDN –integrated
service digital networks. Juga untuk
menghubungkan modem dengan line
telepon).
Type CAT2 UTP - UTP - up to 1 Mbits
(sering digunakan pada topologi token
ring)
Type CAT3 UTP/STP 16 Mbits data transfer (sering
digunakan pada topologi token ring
atau 10BaseT)
Type CAT 4 UTP, STP 20 Mbits data transfer (biasanya
digunakan pada topologi token ring)
Type CAT 5 UTP, STP – up to 100
MHz
100 Mbits data transfer / 22 db
Type CAT
5enhanced
UTP, STP - up to 100
MHz
1 Gigabit Ethernet up to 100 meters - 4
copper pairs (kedua jenis CAT5 sering
digunakan pada topologi token ring
16Mbps, Ethernet 10Mbps atau pada
FastEthernet 100Mbps)
Type CAT 6 up to 155 MHz or 250
MHz
2,5 Gigabit Ethernet up to 100 meters
or 10 Gbit/s up to 25 meters . 20,2 db
(Gigabit Ethernet)
Type CAT 7 up to 200 MHz or 700
Mhz
Giga-Ethernet / 20.8 db
(Gigabit Ethernet)
Sumber: http://www.glossary-tech.com/cable.htm and http://www.firewall.cx/cabling_utp.php
Pemberian kategori 1/2/3/4/5/6 merupakan kategori spesifikasi untuk masing-
masing kabel tembaga dan juga untuk jack. Masing-masing merupakan seri
revisi atas kualitas kabel, kualitas pembungkusan kabel (isolator) dan juga
untuk kualitas “belitan” (twist) masing-masing pasang kabel. Selain itu juga
untuk menentukan besaran frekuensi yang bisa lewat pada sarana kabel
tersebut, dan juga kualitas isolatorsehingga bisa mengurangi efek induksi antar kabel (noise bisa ditekan sedemikian rupa).
Perlu diperhatikan juga, spesifikasi antara CAT5 dan CAT5 enchanced
mempunyai standar industri yang sama, namun pada CAT5e sudah
dilengkapi dengan insulator untuk mengurangi efek induksi atau
electromagnetic interference. Kabel CAT5e bisa digunakan untuk
menghubungkan network hingga kecepatan 1Gbps. Sedangkan untuk coaxial
cable, dikenal dua jenis, yaitu thick coaxial cable (mempunyai diameter
lumayan besar) dan thin coaxial cable (mempunyai diameter lebih kecil).
Thick coaxial cable (Kabel Coaxial “gemuk”)
Kabel coaxial jenis ini dispesifikasikan berdasarkan standar IEEE 802.3
10BASE5, dimana kabel ini mempunyai diameter rata-rata 12mm, dan
biasanya diberi warna kuning; kabel jenis ini biasa disebut sebagai standard
ethernet atau thick Ethernet, atau hanya disingkat ThickNet, atau bahkan
cuman disebut sebagai yellow cable. Kabel Coaxial ini (RG-6) jika digunakan
dalam jaringan mempunyai spesifikasi dan aturan sebagai berikut:
1Setiap ujung harus diterminasi dengan terminator 50-ohm (dianjurkan
menggunakan terminator yang sudah dirakit, bukan menggunakan satu
buah resistor 50-ohm 1 watt, sebab resistor mempunyai disipasi tegangan
yang lumayan lebar).
2Maksimum 3 segment dengan peralatan terhubung (attached devices) atau
berupa populated egments.
3Setiap kartu jaringan mempunyai pemancar tambahan (external
transceiver).
4Setiap segment maksimum berisi 100 perangkat jaringan, termasuk dalam
hal ini repeaters.
5Maksimum panjang kabel per segment adalah 1.640 feet (atau sekitar 500
meter).
6Maksimum jarak antar segment adalah 4.920 feet (atau sekitar 1500 meter).
7Setiap segment harus diberi ground.
8Jarang maksimum antara tap atau pencabang dari kabel utama ke
perangkat (device) adalah 16 feet (sekitar 5 meter).
9Jarang minimum antar tap adalah 8 feet (sekitar 2,5 meter).Thin coaxial cable (Kabel Coaxial “Kurus”)
Kabel coaxial jenis ini banyak dipergunakan di kalangan radio amatir,
terutama untuk transceiver yang tidak memerlukan output daya yang besar.
Untuk digunakan sebagai perangkat jaringan, kabel coaxial jenis ini harus
memenuhi standar IEEE 802.3 10BASE2, dimana diameter rata-rata berkisar
5mm dan biasanya berwarna hitam atau warna gelap lainnya. Setiap
perangkat (device) dihubungkan dengan BNC T-connector. Kabel jenis ini
juga dikenal sebagai thin Ethernet atau ThinNet.
Kabel coaxial jenis ini, misalnya jenis RG-58 A/U atau C/U, jika
diimplementasikan dengan Tconnector dan terminator dalam sebuah jaringan,
harus mengikuti aturan sebagai berikut:
1Setiap ujung kabel diberi terminator 50-ohm.
2 Panjang maksimal kabel adalah 1,000 feet (185 meter) per segment.
3Setiap segment maksimum terkoneksi sebanyak 30 perangkat jaringan
(devices)
4Kartu jaringan cukup menggunakan transceiver yang onboard, tidak perlu
tambahan transceiver, kecuali untuk repeater.
5Maksimum ada 3 segment terhubung satu sama lain (populated segment).
6Setiap segment sebaiknya dilengkapi dengan satu ground.
7Panjang minimum antar T-Connector adalah 1,5 feet (0.5 meter).
8Maksimum panjang kabel dalam satu segment adalah 1,818 feet (555
meter).
9Setiap segment maksimum mempunyai 30 perangkat terkoneksi.
Istilah Jaringan dan Pengkabelan
Cable Comment
10 Base2 10-Mbps baseband Ethernet specification using
50-ohm thin coaxial cable. 10Base2, which
is part of the IEEE 802.3 specification, has a
distance limit of 606.8 feet - 185 meters - per
segment.
http://www.sas.upenn.edu/~cns/10b2.ht
m
10 Base5 10-Mbps baseband Ethernet specification using
standard (thick) 50-ohm baseband coaxial
cable. 10Base5, which is part of the IEEE 802.3
baseband physical layer specification, has adistance limit of 1640 feet - 500 meters - per
segment.
10BaseF 10-Mbps baseband Ethernet specification that
refers to the 10BaseFB, 10BaseFL, and
10BaseFP standards for Ethernet over fiber-optic
cabling
10BaseFB 10-Mbps baseband Ethernet specification using
fiber-optic cabling. 10BaseFB is part of the
IEEE 10BaseF specification. It is not used to
connect user stations, but instead provides a
synchronous signaling backbone that allows
additional segments and repeaters to be
connected to the network. 10BaseFB segments
can be up to 1.24 miles - 2000 meters - long.
10BaseFL 10-Mbps baseband Ethernet specification using
fiber-optic cabling. 10BaseFL is part of the
IEEE 10BaseF specification and, while able to
interoperate with FOIRL, is designed to
replace the FOIRL specification. 10BaseFL
segments can be up to 3280 feet - 1000 meters -
long if used with FOIRL, and up to 1.24 miles -
2000 meters - if 10BaseFL is used
exclusively.
10BaseFP 10-Mbps fiber-passive baseband Ethernet
specification using fiber-optic cabling. 10BaseFP
is part of the IEEE 10BaseF specification. It
organizes a number of computers into a star
topology without the use of repeaters. 10BaseFP
segments can be up to 1640 feet - 500
meters - long.
10BaseT 10-Mbps baseband Ethernet specification using
two pairs of twisted-pair cabling (Category
3, 4, or 5): one pair for transmitting data and the
other for receiving data. 10BaseT, which is
part of the IEEE 802.3 specification, has a
distance limit of approximately 328 feet -100
meters - per segment
100BaseFX 100-Mbps baseband Fast Ethernet specification
using two strands of multimode fiber-optic
cable per link. To guarantee proper signal timing,
a 100BaseFX link cannot exceed 1312 feet
- 400 meters - in length. Based on the IEEE
802.3 standard
100BaseT 100-Mbps baseband Fast Ethernet specification
using UTP wiring. Like the 10BaseT
technology on which it is based, 100BaseT sends
link pulses over the network segment when
no traffic is present. However, these link pulses
contain more information than those used in
10BaseT. Based on the IEEE 802.3 standard.
100BaseTX 100-Mbps baseband Fast Ethernet specification
using two pairs of either UTP or STP wiring.
The first pair of wires is used to receive data; the second is used to transmit. To guarantee
proper signal timing, a 100BaseTX segment
cannot exceed 328 feet - 100 meters - in length.
Based on the IEEE 802.3 standard
100BaseX 100-Mbps baseband Fast Ethernet specification
that refers to the 100BaseFX and
100BaseTX standards for Fast Ethernet over
fiber-optic cabling. Based on the IEEE 802.3
standard
Disadur dari : http://www.glossary-tech.com/cable.htm
UTP Cable (khususnya CAT5 / CAT5e)
(sumber: http://www.netspec.com/helpdesk/wiredoc.html )
Connector yang bisa digunakan untuk UTP Cable CAT5 adalah RJ-45.
Untuk penggunaan koneksi komputer, dikenal 2 buah tipe penyambungan
kabel UTP ini, yaitu straight cable dan crossover cable. Fungsi masing-
masing jenis koneksi ini berbeda, straight cable digunakan untuk
menghubungkan client ke hub/router, sedangkan crossover cable digunakan
untuk menghubungkan client ke client atau dalam kasus tertentu digunakan
untuk menghubungkan hub ke hub.
STRAIGHT CABLE
Menghubungkan ujung satu dengan ujung lain dengan satu warna, dalam
artian ujung nomor satu merupakan ujung nomor dua di ujung lain. Sebenarnya urutan warna dari masing-masing kabel tidak menjadi masalah,
namun ada standard secara internasional yang digunakan untuk straight
cable ini, yaitu :
Koneksi minimum berdasarkan standar EIA/TIA-568B RJ-45 Wiring Scheme :
Pair#2 is connected to pins 1 and 2 like this:
Pin 1 wire color : white/orange
Pin 2 wire color : orange
Pair#3 is connected to pins 3 and 6 like this:
Pin 3 wire color: white/green White/green
Pin 6 wire color : Green
Sedangkan sisa kabel-nya dihubungkan sebagai berikut:
Pair#1
Pin 4 wire color : blue
Pin 5 wire color : white/blue
Pair#4
Pin 7 wire color : white/brown
Pin 8 wire color : Brown
CROSSOVER CABLE
Dasar Koneksi untuk UTP Crossover Cablepin 1 -> pin 3, pin 2 -> pin 6, pin 3 -> pin 1, and pin 6 -> pin 2.
Pin lainnya dibiarkan tidak terhubung
Rangkuman:
Crossover
Cable
bridge
Diposting oleh cr9 Notes di 05.58 0 komentar